Rabu, 21 Mei 2014

ASUHAN KEPERAWATAN
“ KARSINOMA TULANG “

OLEH
KELOMPOK III

INDAH NABILA B. QASSEM
IKA SULISIANINGSIH DAI
HERLINA RADJIMAN
ISMAIL PUANA
FIDYAWATI DJ. NASIHUN
ENDAH PANGESTI
ILHAMUDIN ADAM


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES GORONTALO
TAHUN 2014



    A.   Konsep Medik

a.      Definisi

Osteosarkoma merupakan tumor tulang maligna primer yang paling lazim dan seringkali berakibat fatal dan dapat timbul sebagai metastase sekunder dari ekstrimitas tungkai pada 50% kasus. Biasanya terdapat pada lokasi bekas radiasi atau lebih sering sebagai penyerta pada penyakit paget. Osteosarkoma sering terjadi pada laki-laki pada kelompok usia 10-25 tahun dan pada orang tua yang mengalami penyakit paget.
b.      Etiologi

Penyebab yang pasti terhadap kanker belum diketahui secara jelas tetapi faktor-faktor etiologi yang membantu terbentuknya kanker sudah banyak diketahui yang disebut bahan-bahan karsinogen, sinar ultraviolet, sinar radio aktif, parasit dan virus.

c.      Patofisiologi

Adanya tumor di tulang menyebabkan reaksi tulang normal dengan respons osteolitik (destruksi tulang) atau respons osteoblastik (pembentukan tulang).
Beberapa tumor tulang sering terjadi dan lainnya jarang terjadi, beberapa tidak menimbulkan masalah, sementara lainnya ada yang sangat berbahaya dan mengancam jiwa.
Tumor ini tumbuh di bagian metafisis tulang panjang dan biasa ditemukan pada ujung bawah femur, ujung atas humerus dan ujung atas tibia.Secara histolgik, tumor terdiri dari massa sel-sel kumparan atau bulat yang berdifferensiasi jelek dan sering dengan elemen jaringan lunak seperti jaringan fibrosa atau miksomatosa atau kartilaginosa yang berselang seling dengan ruangan darah sinusoid. Sementara tumor ini memecah melalui dinding periosteum dan menyebar ke jaringan lunak sekitarnya; garis epifisis membentuk terhadap gambarannya di dalam tulang.
d.      Manifestasi Klinik

Adapun tanda dan gejala terjadinya karsinoma tulang yang dialami penderita antara lain :
-         Rasa sakit (nyeri)
-         Pembengkakan
-         Keterbatasan gerak
-         Menurunnya berat badan
-            Teraba massa; lunak dan menetap dengan kenaikan suhu kulit di atas massa serta distensi pembuluh darah.
e.      Komplikasi
a.     Akibat langsung: Patah tulang
      b.    Akibat tidak langsung: Penurunan berat badan, anemia, penurunan   
            kekebalan tubuh
      c.    Akibat pengobatan: Gangguan saraf tepi, penurunan kadar sel darah,   
            kebotakan pada kemoterapi.
f.       Penatalaksanaan Medis

a.    Penatalaksanaan medis
Penatalaksanaan tergantung pada tipe dan fase dari tumor tersebut saat didiagnosis. Tujuan penatalaksanaan secara umum meliputi pengangkatan tumor, pencegahan amputasi jika memungkinkan dan pemeliharaan fungsi secara maksimal dari anggota tubuh atau ekstremitas yang sakit. Penatalaksanaan meliputi pembedahan, kemoterapi, radioterapi, atau terapi kombinasi. Osteosarkoma biasanya ditangani dengan pembedahan dan  atau radiasi dan kemoterapi. Protokol kemoterapi yang digunakan biasanya meliputi adriamycin (doksorubisin) cytoksan dosis tinggi (siklofosfamid) atau metrotexate dosis tinggi (MTX) dengan leukovorin. Agen ini mungkin digunakan secara tersendiri atau dalam kombinasi. Bila terdapat hiperkalsemia, penanganan meliputi hidrasi dengan pemberian cairan normal intravena, diurelika, mobilisasi dan obat-obatan seperti fosfat, mitramisin, kalsitonin atau kortikosteroid (Gale. 1999: 245).
b.   Tindakan keperawatan
1) Manajemen nyeri
       Teknik manajemen nyeri secara psikologik (teknik relaksasi napas  dalam, visualisasi, dan bimbingan imajinasi) dan farmakologi (pemberian analgetik).
     2)  Mengajarkan mekanisme koping yang efektif
Motivasi klien dan keluarga untuk mengungkapkan perasaan mereka, dan berikan dukungan secara moril serta anjurkan keluarga untuk berkonsultasi ke ahli psikologi atau rohaniawan.
3)  Memberikan nutrisi yang adekuat
            Berkurangnya nafsu makan, mual, muntah sering terjadi sebagai efek samping kemoterapi dan radiasi, sehingga perlu diberikan nutrisi yang adekuat. Antiemetik dan teknik relaksasi dapat mengurangi reaksi gastrointestinal. Pemberian nutrisi parenteral dapat dilakukan sesuai dengan indikasi dokter.
4)   Pendidikan kesehatan
Pasien dan keluarga diberikan pendidikan kesehatan tentang kemungkinan terjadinya komplikasi, program terapi, dan teknik perawatan luka di rumah (Smeltzer. 2001: 2350).
      5)   Jika diperlukan traksi, Prinsip Perawatan Traksi
a)   Berikan tindakan kenyamanan (contoh: sering ubah posisi, pijatan punggung) dan aktivitas terapeutik.
b)   Berikan obat sesuai indikasi contoh analgesik relaksan otot.
c)   Berikan pemanasan lokal sesuai indikasi.
d)  Beri penguatan pada balutan awal / pengganti sesuai dengan indikasi, gunakan teknik aseptic dengan tepat.
e)   Pertahankan linen klien tetap kering, bebas keriput.
f)    Anjurkan klien menggunakan pakaian katun longgar.
g)   Dorong klien untuk menggunakan manajemen stress, contoh: bimbingan imajinasi, nafas dalam.
h)   Kaji derajat imobilisasi yang dihasilkan
i)     Identifikasi tanda atau gejala yang memerlukan evaluasi medik, contoh: edema, eritema.

Tujuan penatalaksanaan untuk menghancurkan atau mengangkat jaringan ganas dengan metode seefektif mungkin :
   Tindakan pengangkatan tumor biasanya dengan mengamputasi
   Kemotrapi mengurangi masa tumor dengan alkilatin kimotrapi yang       
      komfirmasikan yang dilaksanakan sebelum dan sesudah pembedahan   
      dengan tujuan untuk membasmi lesi micro metastatik
   Analgesik
   Alloperinol untuk mengontrol hiperurisemia. Outputurin harus baik(2500-
     3000ml/hari) unutuk mengukur tingkat  serum kalsium dan mencegah   
      hiperkalsium dan hiperurisemia.

g.      Pemeriksaan Diagnostik

-   CT Scan (Computed Tomography Scan)
-   MRI (Magnetic Resonance Imaging)
-   Sinar-x (foto rontgen)
-   Mielogram
-   Arteriografi (Rasjad: 2003)
-   Biopsi
-   Tindakan Operasi


    B. Konsep Keperawatan

a.      Pengkajian

 Riwayat Keperawatan
Perlu dikaji perasaan nyeri atau sakit yang dikeluhkan pasien, kapan terjadinya, biasanya terjadi pada malam hari. Tanyakan umur pasien, riwayat dalam keluarga apakah ada yang menderita kanker, prnah tidaknya terpapar dalam waktu lama terhadap zat-zat karsinogen dan sesuai dianjurkan
 Pengkajian fisik
Lakukan pemeriksaan untuk mengidentifikasi adanya nyeri, bengkak, pergerakan terbatas, kelemahan.
 Riwayat Psikososial
Kaji adanya kecemasan, takut ataupun depresi
 Pemeriksaan diagnostik
Periksa adanya anemi, hiperkalsemia, hiperkalsiuria dan hiperurisemia
b.     Diagnose Keperawatan
1.      Nyeri yang berhubungan dengan proses patologik dan pembedahan         
(amputasi)
2. Kerusakan mobilitas fisik yang berhubungan dengan kerusakan   muskuluskletal,nyeri dan amputasi.
3.  Gangguan harga diri/citra tubuh yang berhubungan dengan gangguan struktur tubuh/gangguan fungsi, faktor biofisikal; kehilangan bagian tubuh.
4.      Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) tentang kondisi, prognosis, dan
                         kebutuhan pengobatan yang berhubungan dengan kurangnya informasi                   
                       tentang pelaksanaan perawatan di rumah,kurang mengingat/terpajan, salah                                          interpretasi informasi.
c.      Perencanaan

                 DX I                 : Nyeri yang berhubungan dengan proses patologik dan  
                                             Pembedahan (amputasi)
                 Tujuan                  : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 1 x 24 jam
                             Klien Menyatakan nyeri hilang atau terkontrol serta                                                         Tampak rileks dan mampu istirahat/tidur dengan tepat      
Kritweria Hasil :
-      Klien Menyatakan nyeri hilang atau terkontrol serta                                
-         Tampak rileks dan mampu istirahat/tidur dengan tepat                
Intervensi           :

1.      Catat dan kaji lokasi dan intensitas nyeri (skala 0-10). Selidiki perubahan karakteristik nyeri.
2.      Berikan tindakan kenyamanan (contoh ubah posisi sering, pijatan lembut)
3.      Berikan dorongan untuk penggunaan manajemen stres (contoh latihan nafas dalam, visualisasi dan pedoman khayalan) dan sentuhan terapeutik.
4.      Tingkatkan aktivitas hiburan.
5.      Berikan analgetik; kaji efektifitas dari tindakan penurunan rasa nyeri.

                 DX II                     : Kerusakan mobilitas fisik yang berhubungan dengan  
                                                  kerusakan muskuluskletal, nyeri dan amputasi.
Tujuan                 : Setelah Di lakukan Tindakan Keperawatan selama 1 X 24
                                klien tidak mengalami kerusakan mobilitas fisik.
Kriteria hasil     :
-         Menyatakan pemahaman situasi individual, program pengobatan, dan tindakan keamanan
-         Ikut serta dalam program latihan/menunjukan keinginan berpartisipasi dalam aktivitas
-         Menunjukan teknik/perilaku yang memampukan tindakan beraktivitas
-         Mempertahankan koordinasi dan mobilitas sesuai tingkat optimal
Intervensi           :
1.   Kaji mobilitas yang ada dan observasi terhadap peningkatan kerusakan.
2.   Latihan rentang gerak, ambulasi, perawatan diri.
3.  Diskusikan pentingnya membuat waktu instirahat yang sering karena semuanya tidak menguntungkan.
4.   Berikan aktivitas hiburan.
5.   Bantu dengan dan ajarkan tentang latihan nafas dalam
6.   Bantu latihan rentang gerak khusus area yang sakit dan yang tak sakit
    mulai secara dini pada tahap pasca operasi.
7.   Dorong latihan aktif/isometrik untuk bagian ekstrimitas yang diamputasi

                DX III                    :  Gangguan harga diri/citra tubuh yang berhubungan dengan  
                                                gangguan struktur tubuh/gangguan fungsi, faktor biofisikal;  
                                              kehilangan bagian tubuh.
                Tujuan                   Setelah diberikan asuhan keperawatan 1 x 24 klien tidak 
                                              Mengalami gangguan harga diri
                Kriteria hasil       :  
-         Mengungkapkan perasaan/perhatian dan menggunakan keterampilan koping yang positif dalam mengatasi perubahan citra.
-         Membuat rencana nyata untuk adapatsi peran baru/perubahan peran.
-         Mengenali dan menyatu dengan perubahan dalam konsep diriyang akurat tanpa harga diri negative
                 Intervensi            :
1.   Kaji/pertimbangkan persiapan pasien dan pandangan terhadap amputasi
2.   Kaji derajat dukungan yang ada untuk pasien.
3.   Perhatikan perilaku menarik diri, membicarkan diri tentang hal negatif,penggunaan penyangkalan atau terus-menerus melihat perubahan nyata/yang diterima.
4.   Berikan waktu dan dorongan untuk mengungkapkan perasaan dan masalah.
5.   Tekankan penjelasan dokter tentang proses penyakit, tindakan, dan hasil yang diharapkan; klarifikasi setiap salah konsep yang terjadi.
               
                DX IV                    :  Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) tentang kondisi,  
                                               prognosis, dan kebutuhan pengobatan yang berhubungan  
                                               dengan kurangnya informasi tentang pelaksanaan  
                                               perawatan di rumah,kurang mengingat/terpajan, salah                                                              interpretasi informasi.
                Tujuan                   Setelah diberikan asuhan keperawatan 1 x 24 tingkat 
                                               pengetahuan klien meningkat
                Kriteria hasil       :  
-         Mengungkapkan pengertian tentang proses penyakit, rencana pengobatan, dan gejala kemajuan penyakit.
-         Melakukan dengan benar prosedur tertentu dan menjelaskan alasan tindakan.
-         Melakukan perubahan pola hidup dan berpartisipasi dalam program pengobatan                
Intervensi           :
1.      Kaji ulang proses penyakit/prosedur bedah dan harapan yang akan datang.
2.      Identifikasi tanda/gejala yang memerlukan evaluasi medik, contoh oedema, eritema, peningkatan suhu tubuh.
3.      Tekankan pentingnya dan keuntungan dalam mempertahankan program latihan yang telah dianjurkan sesuai toleransi.
4.      Diskusikan tentang pengobatan: nama, jadwal, tujuan, dosis, dan efek samping.
5.      Tingkatkan aktivitas fisik; rentang gerak, nafas dalam
6.      Tekankan pentingnya diet nutrisi seimbang dan pemasukan cairan yang adekuat.
7.      Tekankan pentingnya lingkungan yang aman untuk mencegah fraktur.
8.      Diskusikan tanda dan gejala kemajuan penyakit: peningkatan nyeri dan mobilitas.
  
DAFTAR PUSTAKA
-          Doenges, Marilyn E, 1999, Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien : alih bahasa, I Made Kariasa ; editor, Monica, Ester, Edisi 3, EGC ; Jakarta.
-          Brummer & Suddart. 2002. Edisi 8. Vol 2. Jakarta : EGC.
-          Carpenito, L. J. 2001. Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan, Diagnosa Keperawatan dan Masalah Keperawatan. Jakarta : EGC.

























Tidak ada komentar:

Posting Komentar